CERDAS ber-DEMOKRASI

SMAMGA Jember laksanakan “Bincang-bincang Cerdas Demokrasi”, bertempat di Aula SMAMGA Jember, Jumat (19/1/24).

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema Suara Demokrasi. Adapun yang mengikuti kegiatan tersebut yaitu siswa kelas X.

Kepala sekolah SMAMGA Jember, Sony Bakhtiar, S.E., S. Pd., menyampaikan sambutannya.

“Saat ini, kita ketahui bahwa negara sedang melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan. Pelaksanaan ini sudah ditunggu-tunggu dan akan dilaksanakan tepat tanggal 14 Februari 2024. Anak-anak memang belum memiliki hak pilih, tetapi yang terjadi seharusnya bisa menjadi bekal, pengetahuan, dan tambahan wawasan agar anak-anak bisa belajar banyak tentang demokrasi sehingga lima tahun ke depan anak-anak ku sudah siap sebagai aktor utama pemilik hak pilih. Oleh karena itu, mohon sangat anak-anakku bisa memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya. Diperhatikan, disimak, dipahami, dan dipersilahkan bertanya karena ini kesempatan terbaik untuk kalian,” ucapnya.

Muhammad Syamsu Rizal, S. H., M.H., selaku Kabid Politik dalam Negeri (Poldagri), menyampaikan apa itu demokrasi dan contoh demokrasi di lingkungan sekolah.

“Demokrasi merupakan kekuasaan ada di tangan rakyat. Adapun contoh demokrasi di lingkungan sekolah paling sederhana yaitu pemilihan ketua OSIS sehingga belajarlah berdemokrasi melalui kegiatan organisasi di sekolah,” jelasnya.

Lebih lanjut, beliau menyampai pentingnya menjadi pemilih yang cerdas.

“Pemilih yang cerdas bisa dengan literasi politik yang cukup sehingga bisa menemukan seseorang yang tepat untuk dipilih. Dengan kata lain, pilihan tersebut tergantung Anda atau wawasan Anda dalam memilih. Artinya, track record atau rekam jejaknya harus Anda ketahui,” ucapnya.

Selanjutnya, “pemilih harus mengetahui kebenaran berita berkaitan dengan politik agar tidak terjadi pertengkaran. Artinya, jangan sampai mengkambinghitamkan calon lainnya walaupun bukan pilihan kita. Pancasila mengajarkan kita melalui gagasannya, kejujurannya, dan keadilaannnya sehingga jangan memilih karena perbedaan agama atau ketidaksukaan,” tegasnya.

Kemudian, beliau menyampaikan kesimpulan di akhir materi.

“Jadi, jangan sembrono dalam memilih pemimpin apalagi pemilihan nasional sehingga jangan serahkan kepemimpinan pada sembarangan orang atau rekam jejaknya tidak jelas,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *